Thursday, August 5, 2021

Resensi Novel Sekerat Rasa Karya Pipit Chie

 Review Novel Sekerat Rasa Karya Pipit Chie


Judul: Sekerat Rasa

Penulis: Pipit Chie

Penerbit: Pipit's Publishing, 2021

Isi: 480

Rate: 4.5/5.0


Sinopsis:

Ketika Laura mendengar permintaan terakhir sahabatnya, saat itu juga ia merasa dunia sedang bercanda kepadanya. Sahabatnya meminta untuk menikah dengan suami wanita tersebut. Yang benar saja?!

"Kamu tahu, Ra. Kankerku telah stadium akhir, aku mau kamu menikah sama Mas Abi. Kumohon."

Bagaimana bisa Laura menikahi suami sahabatnya sementara pria itu membencinya. Namun tetap saja, Laura memenuhi permintaan terakhir sahabatnya meski hatinya menjadi taruhan.

Sanggupkah ia?

“Kisah kita mungkin nggak seromantis kisah orang lain. Tapi aku nggak peduli. Nggak semua orang memiliki kisah yang indah. Tapi pada akhirnya, kita tetap bahagia.”

“Bersama-sama, kita akan bahagia.”

 

Ulasan:

Sekerat Rasa merupakan novel series dari cerita keluarga Zahid. Kisahnya di awali dengan Laura yang mendapat email dari sahabatnya yang terkena kanker meminta Laura datang ke Jakarta dan tiba – tiba ia di jodohkan oleh suami sahabatnya itu sendiri. Acara perjodohan itu berjalan lancar, meski awalnya Laura menolaknya.

Namun, siapa sangka acara perjodohan tersebut merupakan awal dari kekacauan hidup Laura. Sementara itu, Abian suami sahabat Laura semenjak acara perjodohan tersebut justru sangat membenci Laura dan sering memukul fisik Laura. Akankah Laura betahan dalam pernikahan yang di karenakan perjodohan? Yuk baca novelnya!

 

Kelebihan:

Pemilihan diksi sangat baik sehingga mudah di pahami. Penulis berhasil membawa pembaca ke situasi yang di alami para tokoh jadi pembaca seolah – olah dapat merasakan emosional yang di alami tokoh – tokoh yang ada di novel tersebut. Ceritanya jelas, dan kejadian – kejadian yang di alami tokoh masuk akal.

 

Kekurangan:
Pada bagian akhir – akhir novel banyak banget penulisan yang typo, semisal nama Laura tiba – tiba jadi Laurie. Alur cerita bagian akhir kayaknya cepat banget, jadi penyelesaian konflik yang ada kurang greget, padahal konfliknya terkesan berat.



No comments:

Post a Comment