Saturday, July 10, 2021

Resensi Buku Laut Bercerita Karya Leila Salikha Chudori

 Resensi Novel Laut Bercerita


Judul: Laut Bercerita

Penulis: Leila S. Chudori

Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia

Kota Terbit: Jakarta

Isi: 379 halaman

Terbit: Oktober 2017

ISBN: 978-602-424-694-5

Rate: 5.0/5.0


Sinopsis

Jakarta, Maret 1998

Di sebuah senja, di sebuah rumah susun di Jakarta, mahasiswa bernama Biru Laut disergap empat lelaki tak dikenal. Bersama kawan-kawannya, Daniel Tumbuan, Sunu Dyantoro, Alex Perazon, dia dibawa ke sebuah tempat yang tak dikenal. Berbulan-bulan mereka disekap, diinterogasi, dipukul, ditendang, digantung, dan disetrum agar bersedia menjawab satu pertanyaan penting: siapakah yang berdiri di balik gerakan aktivis dan mahasiswa saat itu.

Jakarta, Juni 1998

Keluarga Arya Wibisono, seperti biasa, pada hari Minggu Sore memasak bersama, menyediakan makanan kesukaan Biru Laut. Sang ayah akan meletakkan satu piring untuk dirinya, satu piring untuk sang ibu, satu piring untuk Biru Laut, dan satu piring untuk si bungsu Asmara Jati. Mereka duduk menanti dan menanti. Tapi Biru Laut tak kunjung muncul.

Jakarta, 2000

Asmara Jati, adik Biru Laut, beserta Tim Komisi Orang Hilang yang dipimpin Aswin Pradana mencoba mencari jejak mereka yang hilang serta merekam dan mempelajari testimoni mereka yang kembali. Anjani, kekasih Laut, para orangtua dan istri aktivis yang hilang menuntut kejelasan tentang anggota keluarga mereka. Sementara Biru Laut, dari dasar laut yang sunyi bercerita kepada kita, kepada dunia tentang apa yang terjadi pada dirinya dan kawan-kawannya.

Laut Bercerita, novel terbaru Leila S. Chudori, bertutur tentang kisah keluarga yang kehilangan, sekumpulan sahabat yang merasakan kekosongan di dada, sekelompok orang yang gemar menyiksa dan lancar berkhianat, sejumlah keluarga yang mencari kejelasan akan anaknya, dan tentang cinta yang tak akan luntur


Ulasan 

Laut bercerita merupakan sebuah novel yang menceritakan mengenai perjuangan aktivis mahasiswa pada masa orde baru. Selaras dengan judulnya, tokoh utama di dalam buku ini ialah laut biru yang akan menceritakan kehidupan singkat keluarganya, bagaimana perjuangan dia dan teman – teman aktivis lainnya seperti Sunu, Alex, Kinan, Daniel, Julis, Gusti, Bram, dan lainnya yang akan melawan kekejaman rezim pada masa orde baru itu.

Kisah di awali dengan laut dan teman – temannya yang ingin mencari rumah kontrakan di Seyegan, Yogyakarta yang akan di jadikan sebuah markas untuk para aktivis itu melaksanakan pertemuan atau menyusun aksi untuk melawan rezim. Dalam perjuangan melawan rezim bagi laut dan teman – temanlah tidaklah mudah. Mereka diculik, dikurung, di siksa, dan diinterogasi, tanpa pernah tahu dimana mereka berada saat menjalani momen tragis itu. 


Kelebihan

   Novel ini mampu menguras emosional pembaca dari halaman awal hingga halaman akhir. Selain itu, novel ini ditulis dengan riset yang mendalam sebab beberapa situasi kondisi sangat relate pada masanya seperti terkenalnya es krim Zangrandi pada masanya. Pemilihan diksi yang dipilih pun sangat tepat sehingga pembaca dapat masuk ke dalam cerita dan seolah - olah merasakan apa yang dirasakan oleh Laut dan teman- temannya. Selain itu, kisah ini dapat membuka mata pembaca mengenai sejarah kelam pada rezim orde baru.


Kekurangan

   Alur cerita maju mundur sehingga beberapa part membingungkan dan mudah ditebak apa yang akan terjadi pada endingnya. Alur cerita pada bagian akhir kisah berjalan lambat sehingga pembaca khususnya saya mudah merasa bosan.



No comments:

Post a Comment